Dermaga penyeberangan Ferry di pulau Ndao. MB yang sering membuat jadwal kapal terhambat menjadi sorotan masyarakat Ndao. (Foto: Pemerintah Desa Anarae).
NDAO | Nemberalanews.com – Masyarakat Pulau Ndao, Kecamatan Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menyampaikan keluhan terkait kondisi dermaga Ferry yang dibangun Pemerintah Rote Ndao. Dermaga di Dusun Kolioe, Desa Anarae, kini terbengkalai karena kurangnya perhatian dari Pemerintah Rote Ndao.
Masyarakat Ndao sangat bergantung pada pasokan sembako dari Pulau Rote dan Kota Kupang. Sebelumnya, barang dapat langsung diantarkan ke Ndao melalui laut selatan Rote. Namun, kini harus singgah di Pulau Rote, meningkatkan biaya dan waktu tempuh.
Angkutan barang, termasuk mobil, truk, kendaraan roda dua, dan roda empat yang diangkut kapal ferry dan diturunkan langsung di Pulau Ndao, kini mengalami kendala signifikan. Hal ini disebabkan tidak adanya petugas yang mengendalikan Sistem Kontrol Jembatan (SKJ) untuk mengontrol pergerakan jembatan yang berfungsi menyesuaikan ketinggian jembatan dengan pasang surut air laut.
Sekretaris Desa Anarae, Hendri J. W. Tolla, mengungkapkan bahwa kerusakan sistem kontrol jembatan menghambat aktivitas bongkar muat barang. “Masyarakat kesulitan karena truk, pick up, dan sepeda motor tidak dapat beroperasi akibat SKJ naik turun moveable bridge dan gedung ruang tunggu serta pos jaga yang bangunannya mangkrak di pelabuhan yang tidak berfungsi,” ujarnya kepada Nemberalanews.com pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Menurut Hendri, tidak adanya petugas yang mengontrol dermaga, yang menyebabkan kerusakan.
“Pelabuhan ini dibangun pada tahun 2015, namun tidak ada petugas yang ditugaskan untuk menjaga. Kerusakan moveable bridge ini mengancam keselamatan penumpang dan kapal, serta menghambat aktivitas kendaraan berat,” jelasnya.
Hendri berharap kepada pemerintah daerah hingga pusat dan DPRD Kabupaten Rote Ndao, hingga pejabat DPR RI Dapil NTT untuk memperhatikan pelabuhan kami di Pulau Ndao. “Jika diperbaiki, kami mohon agar ditempatkan dua atau tiga petugas untuk menjaga keamanan barang dan mencegah kerusakan.” pungkasnya (*)
