
Anak-anak di RT. 010, Dusun Fimok, Desa Bo'a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur sedang melakukan aktifitas belajar kelompok. Ketiadaan pasokan aliran listrik dari PLN Rote Ndao di wilayah mereka, membuat mereka dengan terpaksa harus belajar menggunakan pelita. (Foto: NemberalaNews.com/Exel Lani)
BO’A | NemberalaNews.com – Pada Sabtu akhir pekan lalu, NemberalaNews.com berkesempatan mengunjungi sejumlah rumah warga RT. 010, Dusun Fimok, Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur.
Saat tiba di Fimok, matahari mulai bergerak kembali ke peraduannya, langit yang semula jingga perlahan melembayung dan kemudian gelap. Di sebuah rumah sederhana sekelompok anak usia sekolah sedang duduk berkumpul mengelilingi sebuah meja kayu. Di hadapan mereka, terdapat dua buah alat penerang yang terbuat dari toples kecil dan kaleng bekas minuman ringan, kedua alat penerang ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Pada sisi atas penutup toples dan kaleng itu, masing-masing diberi sebuah sumbu. Api yang membakar ujung sumbu menerangi seisi ruangan dan nampak bahwa anak-anak ini tengah melakukan kegiatan belajar kelompok.
Di luar rumah terlihat seorang remaja yang sedang beranjak dewasa, sedang duduk bersantai. Namanya Gasper Lulu (17), siswa kelas 11 SMA Rote Barat. Ia, menceritakan bahwa dirinya mengalami kendala belajar saat malam tiba karena penerangan yang belum memadai. “Listrik belum masuk, sehingga mau tidak mau aktifitas belajar di malam hari menggunakan pelita, selain cahaya dari pelita yang kurang terang, saya juga harus berhadapan dengan asap dari pelita. Namun karena keadaan, terpaksa saya harus belajar demi menggapai harapan dan cita-cita saya kedepannya”, ungkap Gasper Lulu.
Kesulitan serupa juga diungkapkan Petronela Sine, seorang ibu rumah tangga, yang juga merupakan warga RT. 010. “Saya berharap listrik dapat segera masuk ke RT 10 karena dengan adanya listrik dapat mempermudah aktifitas dan bisa menambah perputaran ekonomi dalam rumah tangga”, ujar Petronela Sine.
Menurutnya, jika rumah-rumah di RT. 010 sudah teraliri listrik, maka jelas dapat menambah penghasilan dan menghemat pengeluaran. Ia menyontohkan bahwa kaum ibu bisa membuat kue untuk dijual dan hasil penjualannya dapat menambah keuangan rumah tangga.
Ia juga menambahkan bahwa jika listrik masuk ke RT. 010, maka akan mempermudah pekerjaan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, seperti memasak nasi dan lain-lain, termasuk penggunaan minyak tanah sehari-hari dapat dikurangi.
“Saya pikir pemerintah dan PLN bisa jangkau rumah-rumah warga di RT. 010 ini, karena jarak rumah terakhir yang sudah teraliri listrik tidak terlalu jauh untuk sampai di tempat kami, karena hanya berjarak sekitar 1 kilometer. Namun, kami tidak tahu kenapa sampai sekarang listrik belum sampai disini”, ungkap Petronela Sine.
Sementara, Alex Feoh, warga RT. 010 yang juga mantan Kepala Dusun setempat mengatakan bahwa sudah bertahun-tahun lamanya warga RT. 010 yang berjumlah 20 KK ini hidup dalam kesusahan karena belum tersedianya listrik PLN.
“Di jaman ini, listrik merupakan kebutuhan pokok, dan kami setiap malam saya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp.40.000 membeli 2 liter bensin untuk genset, agar rumah kami mendapatkan penerangan yang cukup dan anak-anak kami bisa belajar dengan baik. Kalau kami sedang tidak punya uang, terpaksa kami menggunakan lampu pelita untuk mendapat sedikit penerangan. ini sangat merugikan”, ungkap Alex Feoh.
Ia berharap pemerintah sebagai pengambil keputusan dan PLN sebagai penanggungjawab penerangan dapat lebih pro-aktif dalam menangani hal ini karena ini menyangkut kepentingan masyarakat yang harus diperhatikan dan direalisasikan.(*)
PLN dan Pemerintah Rote Ndao
Apakabar?? Katanya mau ciptakan Indonesia terang ini Masi hitung kali bagi giliran mau libas pohon pohon warga alasan listrik sonde ada kali bagi tapi warga yang mau minta rumah rumahnya di aliri listrik dihitung kali bagi Tamba kurang lucunya pemerintah dan PLN
Tetap semangat Masyarakat di Dusun Fimok, untuk bersabar dengan munculnya pesan kalian lewat media. Maka Pemkab Rote dan PLN Rote Ndao dong segera gerak cepat untuk pasang listrik nya 👍
Ampun eh di jaman yg sdh maju begini masih ada ketong punya orang donk yang blm dapat menikmati Listrik nui Hello Pemda Rote Ndao tolong lihat ame keluhannya hati masyarakat Fimok dolo
Kasian eee…..
Indonesia merdeka su bgni lama. Kendala apa sampai dusun fimok di tahun 2025 masih gelap bgtu ????
Nama nya daerah pariwisata terkenal sampai tingkat internasional, tapi ternyata itu hanya pembohongan publik.
Semoga Pemkab Rote Ndao dan PLN segera duduk bersama menyelesaikan persoalan ini..